Senin, 14 November 2011

Man from Java

Man from Java


Semuanya dimulai saat seorang teman (Saracens) menanyakan pada dosen mata kuliah Pengelolaan Hubungan Pelanggan (CRM) yang terhormat Bapak Mujahiddin.. Bukankah kerahasiaan menjadi hal paling signifikan dalam evaluasi CRM, lalu mengapa data seorang costumer malah bisa dijual atau diobral sedemikian bebasnya ke company lain dalam kasus di Indonesia?? Pak Mujahiddin langsung menjawab khusus untuk INDONESIA pasti akan terjadi pengecualian.. Indonesia itu negara paling rumit dan paling kompleks karena tidak ada manusia dimanapun yang bisa mengatur sekejap mata paradigma orang tuanya, seperti bangsa-bangsa di dunia yang tidak bisa mengatur nenek moyangnya yang berasal dari Indonesia.
Kajian pun berlanjut....... benarkah Indonesia adalah cikal bakal umat manusia didunia... 3 hal yang melandasi pemikiran pak MUJA adalah bahwa refleksi Syurga di muka bumi pada masa lalu adalah Indonesia, buah-buahan, sayur-sayuran, ikan, ternak, lautan yang selalu memperindah pemandangan dunia...hanya bisa dikenal oleh kalangan masyarakat dunia melalui Indonesia khusunya melalui Bali... Situs Purbakala yang masih menyimpan keaslian makhluk hidupnya sebagai tanda adanya masa Jurassic juga hanya ditemukan di pulau Komodo (bisa didukung dengan sms ke 9818), dan bukti terakhir yang akan jadi penentu tulisan saya kali ini adalah Erektus (Pithecanthropus Erectus atau disebut Homo Erectus). Sedikit kajian tentang penemuan Erektus dibawah ini berdasarkan pelajaran sejarah saya di masa SMP. Tokoh utamanya Eugene Dubois.


Eugene Dubois

Pada akhir abad 19, seorang berkebangsaan Belanda bernama Eugene Dubois (1858-1940), berhasil menghadirkan penemuan yang luar biasa di sini, di Indonesia. Eugene dan penemuannya adalah orang yang pertama kali menentang teori manusia pertama berasal dari Eropa. Eugene Dubois adalah seorang dokter penganut setia teori evolusi milik Darwin. Dokter muda ini memiliki semangat luar biasa hingga mampu menutupi (lebih tepatnya menemukan) kekosongan proses evolusi antara kera ke manusia. Ia percaya di Asia pasti ditemukan fosil yang lebih tua dari eropa. Pada tahun 1887 dengan hati yang menggebu-gebu dokter Belanda ini datang ke pulau Jawa.

Eugene bekerja pada sebuah rumah sakit. Pada waktu senggang ia tak segan-segan merogoh koceknya untuk menyewa 50 orang tahanan pribumi dan bersama-sama berjalan menyusuri tepi kiri dan kanan Bengawan Solo sambil meneliti lokasi potensial yang mungkin menyimpan tulang belulang manusia purba. Siapa menyangka, pekerjaan yang nyaris tak mungkin itu membuahkan hasil. Dokter muda yang basic-nya bukan seorang arkeolog ini, mendapatkan hasil yang menggemparkan dunia. Suatu hari di tahun 1890 di suatu lokasi di sekitar Bengawan Solo (daerah Sangiran), Eugene dan teman-temannya menemukan sepotong kerangka rahang atau geraham manusia purbakala.

Kemudian setahun berikutnya (1891) di kampung Trinil-Solo, mereka kembali menemukan batok kepala atau tengkorak manusia purbakala yang mencirikan kera. Selanjutnya di tahun 1892, kelompok Eugene menemukan tulang kaki manusia purba yang mirip kaki manusia modern. Dari bentuk tulang kaki itu, bisa disimpulkan pemilik tulang tersebut sudah bisa berjalan dengan kedua kakinya.Setelah penemuan-penemuan itu Eugene mengambil kesimpulan, tengkorak atau batok kepala dan kaki itu adalah milik satu orang yang sama. Dan orang itu adalah nenek moyang dari manusia yang ada sekarang. Dengan kata lain, tulang belulang dari pertengahan mata rantai teori evolusi milik Darwin.Pada tahun 1894 Eugene Dubois membuat semacam makalah yang berisi laporan hasil penelitiannya. Ia menamakan fosil itu sebagai “manusia kera yang berdiri” atau manusia Jawa. Belakangan, dunia arkeolog menyebutnya dengan Pithecanthropus Erectus.

Setelah penemuan itu dipublikasikan, timbullah pertentangan yang hebat di kalangan para ilmuwan di masa itu. Teori manusia berasal dari daratan Eropa yang selama ini membuai para ilmuwan, seakan terbantah oleh penemuan yang luarbiasa dari Eugene Dubois.Para ilmuwan yang mendukung teori manusia dari Eropa dibuat gelisah dan tak bisa duduk dengan tenang. Mereka pun menyatakan tidak percaya dengan penemuan Eugene dan mencurigainya. Beberapa di antara para ilmuwan malah berasumsi bahwa fosil yang ditemukan Eugene di Indonesia adalah sepotong tulang dari kera atau hewan sejenis. Sedangkan yang lainnya menganggap fosil itu adalah tulang belulang manusia cacat. Sayangnya, selain manusia Jawa temuan Eugene, tidak ada penemuan lain di benua Asia maupun benua Afrika. Akibatnya, di tengah kerasnya bantahan para ilmuwan Eropa, laporan Eugene lenyap. Sehingga teori yang dilontarkan Eugene hilang selama kurang lebih 30 tahun lebih.

Namun ternyata waktu juga yang berhasil menghalau kabut yang menutupi kebenaran teori Eugene. Seiring memasuki abad 20, makin banyak terjadi penemuan fosil manusia purba di sekitar kawasan tempat Eugene Dubois melakukan penggalian. Akhirnya, teori yang menyatakan manusia berasal dari Eropa, hanya tinggal cerita dongeng saja. Manusia Jawa yang diperkirakan hidup antara 700.000 hingga 1.200.000 tahun lalu, akhirnya diakui sebagai penemuan manusia purba yang berusia paling tua. Jerih payah Eugene Dubois dinilai sangat bermanfaat bagi perkembangan ilmu Arkeologi. Namanya serta penemuannya yang spektakuler, dicantumkan dalam buku sejarah... Mungkin dalam dunia science, orang beranggapan Afrika adalah daratan yang tertua. Namun penemuan Eugene dan teman-temannya di Indonesia, layak dihormati. Lagipula, belum ada penemuan sekaliber Eugene Dubois di Afrika hingga saat ini.

Luar biasa khan Jawa Tengah !!!







FOLLOWERS

Share

0 comments: